Minggu, 29 Januari 2012

QALBU, RAJA BAGI JIWA



            Ketahuilah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan, apabila dia rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah Qalbu. (HR. Bukhari-Muslim)
            Hadits di atas mengisyaratkan bahwa Qalbu memiliki peran sentral bagi individu. Sehingga, Qalbu sering diibaratkan sebagai Raja bagi jiwa (jasadiyyah maupun ruhaniyyah). Laiknya pemimpin, kelak Qalbu juga akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah atas segala yang telah mewarnainya. Allah Swt berfirman,
            Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati (fuad), semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. (Q.S Al Isra’: 36)
            Imam Al Ghazali membagi Qalbu dalam dua jenis, yaitu Qalbu secara fisik (materi) dan Qalbu secara psikis (spiritual). Qalbu fisik biasanya dikenal dengan sebutan jantung yang merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia, sedangkan Qalbu Spiritual bersifat abstrak yang berkedudukan dalam Ruh.


            Fakta tentang pengaruh Qalbu terhadap jiwa (psikis dan fisik) seseorang telah banyak dijelaskan oleh pakar Psikolog maupun Dokter.
            Ibn Qayyim Al Jauziyyah mengelompokkan Qalbu (Qalbu Spiritual) ke dalam tiga jenis, yaitu Qalbu yang sehat, Qalbu yang sakit dan Qalbu yang mati.
            Pertama, Qalbu yang sehat adalah Qalbu yang terbebas dari syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah, iri, syubhat dan bentuk-bentuk penyelewengan terhadap kebenaran. Kedua, Qalbu yang sakit adalah Qalbu yang hidup tetapi namun mengandung penyakit. Ia mengikuti unsur-unsur yang kuat. Terkadang kecenderungannya pada kebaikan, terkadang pula kecenderungannya mengarah kepada kemaksiatan. Dan, Ketiga, Qalbu yang mati adalah jenis Qalbu yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, meskipun dia  dibenci Allah.
            Berbeda dengan Qalbu spiritual. Qalbu fisik (jantung) dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu, Qalbu (jantung) yang sehat dan Qalbu (jantung) yang sakit. Qalbu atau jantung seseorang dikatakan sehat apabila tidak mengalami masalah dalam menjalankan fungsinya, seperti memompa darah keseluruh tubuh, atau tidak mengalami kelainan pada salah satu fungsinya. Sedangkan Qalbu atau jantung yang dikatakan sakit apabila salah satu fungsinya tidak dijalankan secara efektif sehingga mempengaruhi fisik seseorang.
            Akhir-akhir ini, umat Islam seolah melupakan Qalbu dalam kajian-kajian pengembangan diri manusia. Mereka cenderung berfokus pada Otak yang telah diidentikan sebagai sumber kesuksesan individu. Padahal pengaruh Otak terhadap kesuksesan seseorang sangat kecil bila dibanding dengan aspek Qalbu. Akal sangat bergantung pada Qalbu, bukan Qalbu yang bergantung pada Akal. Coba bayangkan, jika kerja Otak seseorang mengalami gangguan, maka tidak akan mengganggu organ tubuh yang lain secara signifikan. Namun, jika Qalbu fisik (Jantung) seseorang berhenti, meskipun sedetik saja, maka Otak dan organ tubuh yang lainnya ikut berhenti bekerja. Demikian pula Qalbu spiritual. Jika Qalbu seeorang telah digelapkan dengan noktah-noktah kemaksiatan, maka Qalbu itu bisa mati. Apabila Qalbu itu telah mati, maka tertutuplah cahaya Allah untuk dirinya. Dia tidak akan mengenal kebenaran bahkan tidak mengenal siapa Rabbnya meskipun Kecerdasan Akalnya di atas rata-rata. Maka benarlah kata Imam Al Ghazali. Qalbu adalah Raja bagi jiwamu. Wallahu ‘alam ‘indalllah

Penulis: Rushdie Kasman Al Banjary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar